20 April 2009

Bang, aku boleh minta cium, nggak?

Aku mengenal gadis ini melalui chatting 7 bulan yg lalu. Usianya 25 tahun.Usiaku 29 tahun. Pada pertemuan pertama aku ga ada rasa apa2 kepadanya. Pada pertemuan kedua di rumahnya gadis ini menunjukan reaksi bahwa dia suka aku dan dia bilang "bang aku boleh minta cium ga ?". Tanpa sadar aku menuruti permintaanya, hingga tiba2 aku tersadar dan mendorongnya. Ada rasa jijik, aku merasa wanita ini gampangan sekali.

Lalu aku pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah, gadis ini menelponku menyatakan maaf, menyesal dan mengatakan bahwa itu dilakukannya krn dia sayang padaku dan ingin menjadi kekasihku.

Pada pertemuan ketiga, aku menerima cintanya walaupun dengan sedikit rasa aneh, resmilah gadis itu menjadi pacarku yang ke 25. Hari2 selanjutnya kamipun terlarut dalam gelora asmara yang penuh warna. Hingga pada bulan kedua aku mendapat pengakuan yang sangat berat darinya.

Dia menunjukan hasil test laboratorium yang menunjukan bahwa ada tumor di rahimnya, yang harus segera diangkat. Tentu saja dengan resiko akan menyebabkan tingkat kemungkinannya untuk hamil akan menurun menjadi sekitar 20 persen saja. Itu pun kalau tumornya tidak tumbuh lagi.

Akhirnya rahimnya pun dioperasi untuk mengangkat tumornya.Dengan ikhlas saya mendampinginya di RS mulai dari persiapan sampai proses penyembuhan. Beberapa kali aku juga sempat kecipratan muntahannya. tapi aku bahagia bisa mendampinginya.

Setelah dia pulang dari RS dokter menyatakan bahwa tumornya bisa tumbuh lagi kalau dia tidak mengatur makannya. Dia tidak boleh makan makanan berkolesterol tinggi seperti daging, telur, bakso dan harus banyak makan sayur dan buah.

Sebulan pertama setelah operasi rahimnya dia masih menuruti saran dokter utk mengatur menu makananya. Tapi mulai bulan kedua dia sudah sering melanggar larangan dokter. Aku dengan sabar menasehatinya, mengingatkanya agar disiplin dalam mengatur makanya. Tapi dia selalu membandel, membuat aku pusing harus melakukan apa agar dia bisa disiplin soal makanya.

Suatu hari aku sudah kehabisan akal, dan mengatakan kepadanya kalau aku ga siap untuk menikah tanpa anak. Tapi sebenarnya itu bohong, melalui pergelutan seru dibatinku sebenarnya didalam hatiku aku sudah rela tidak punya anak kalau menikah dengannya nanti. Aku berkata begitu hanya agar supaya dia bisa disiplin dalam mengatur menu makananya. Aku ga mau tumornya tumbuh lagi, aku sedih banget kalau ingat penderitaanya selama tumor itu dulu ada dirahimnya. Aku ga mau lagi kalau dia harus dioperasi lagi.

Malam Senin minggu lalu dia kirim sms ke aku, dia bilang kalau dia terpukul sekali mendengar pernyataanku, merasa terhina, direndahkan, dsb. Entah mengapa aku marah sekali membaca sms tsb, aku merasa dia bodoh sekali karena telah mengatakan itu. Aku merasa dia tidak menghargai semua perhatianku kepadanya selama ini.

Saat itu juga iblis membisikkan kata putus di telingaku, tanpa pikir panjang kukirim sms balasan kepadanya; "Aku merasa kamu ga menghargai aku, aku jadi yakin skrg kalau selama ini kamu tidak benar2 mencintaiku, MULAI DETIK INI JUGA KITA PUTUS."

Tapi hanya 5 menit setelah sms itu kukirimkan kedia, langsung timbul penyesalan dihatiku.Ya Tuhan apa yang telah kulakukan, Aku telah menyakiti hatinya. Lalu kutelpon lagi dia utk minta maaf, tapi hpnya ga aktif.

Semalaman itu aku ga bisa tidur, aku coba terus menghubungi hpnya. akhirnya jam 6 pagi aku bisa terhubung menelpon kehpnya. Tapi mamanyalah yg menjawab tlpn itu, mamanya menceritakan semua tangisan dia semalaman td, mamanya marah kepdku dan meminta agar aku tidak lagi mengganggu putri satu satunya itu.

Kamis pagi kemarin aku datang ketempat kerjanya utk minta maaf dan memohon diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku tsb.
Tapi dia tidak mau menemuiku dan menyuruh satpam agar mengusirku. Aku coba melawan tapi gagal kedua satpam itu menyeretku keluar dari tempat kerjanya. Tapi aku masih sempet berkata kepadanya bahwa aku akan menunggunya diHalte Bis tempat dia biasa menunggu bis setiap pulang kerja..

10 jam aku seperti anjing kurap menunggu dihalte bis hanya untuk bertemu dia, memohon maaf dan memohon untuk kembali lagi.
Dia tidak datang juga, akhirnya aku langsung kerumahnya.
Aku disambut mama papanya dengan segala ocehan yang sangat menyakitkan, lalu gadis itu berkata bahwa dia sudah memaafkanku, tapi tetap saja dia ga mau lagi melanjutkan hbgn kami, air matanya semakin deras waktu dia bilang tidak akan ada lelaki didunia ini yang bisa menerima keadaanya. Aku lgsg berdiri dan didepan ortunya kukatakan dengan tegas kalau aku siap menerima segala kekuranganya.
Tapi itu sia sia saja, dia malah menyuruhku untuk cepat2 pergi dari rumahnya saat itu jg.

Malam itu aku menyerah, aku jabat tanganya lama sekali kami saling menggengam, dia masih menggengam tanganku waktu aku berusaha menarik tanganku dr genggamanya. Dia masih menangis di depan pintu rumahnya sewaktu taksi yg kutumpangi berjalan meninggalkan rumahnya, malam itu.

Aku pulang kerumah, kucoba tidur tp ga bisa. Aku pergi kecafe kuminum Long island sampai mabok, sampai muntah barulah aku pulang kerumah dan bisa tertidur.

Tapi besoknya sewaktu aku bangun tidur wajahnya kembali terbayang, membuatku sakit kepala, dadaku sesak seperti ada yg akan meledak didalamnya.

Kucoba melupakannya, aku sibukan diriku dengan bermacam2 kegiatan2. Tapi nonsen, aku tetap ga bisa lupa dia. Sampai detik ini wajahnya msh jelas terbayang dimataku, dan kayaknya malam ini dan malam selanjutnya aku masih butuh alkohol agar bisa tidur.

Pak Shodiq yang terhormat,
[1] Cintakah aku kepada gadis itu ?
[2] Cintakah dia kepadaku ?
[3] Mungkinkah dia bisa menerimaku kembali ?
[4] Apakah yg harus kulakukan agar dia bisa menerimaku kembali ?

Terimakasih banyak atas bantuan dari bapak..

Jawaban M Shodiq Mustika:

Dari namamu, aku menduga kau adalah seorang nonmuslim. Karena itu, aku akan menjawabnya secara umum saja. Masalah ciuman dan mabuk-mabukan tidak kubahas.

1) Ya, kau mencintai gadis itu.

2) Ya, dia pun mencintaimu.

3) Ya, mungkin saja dia bisa menerimamu kembali, tetapi prosesnya mungkin akan membutuhkan waktu lama.

4) Hatinya amat sangat terluka. Sekadar permintaan maaf belum akan membuatnya dia mau menerimamu kembali. Yang kau butuhkan adalah seorang "agen cinta", yakni seorang penengah yang dia segani. Mungkin hanya orang seperti itulah yang dapat membuat dia memahami emosimu.

Begitulah. Kurasa, banyak pelajaran berharga yang dapat kau petik sendiri dari kasus ini, bukan?

Infogue.com

0 komentar:

Posting Komentar