16 April 2009

Lebih baik berjodoh dengan orang asing ataukah sahabat dekat?

Saya mau minta pandangan ataupun pendapat dari bpk, meskipun saya sdh berdiskusi dengan sahabat dan keluarga tapi sampai saat ini saya masih bingung.
Saya berumur 25th, status saya masih menjadi mhs dan belum bekerja. Saat ini saya sedang menjalin hub (pacaran) dengan seorang pria berusia 27th sebut saja "A". Saya belum pernah bertemu dengannya tapi sudah melihat fotonya melalui friendster dan juga foto yang ia kirim langsung ke alamat kost saya. Saya kenal dia melalui ayahnya waktu kita berkenalan di bandara akhir th 2008 kmrn. Ayahnya minta no hp saya n kemudian memberikan no hp saya ke anaknya. Dari situ komunikasi saya dimulai dengan "A" sampai sekarang.
Meskipun belum pernah bertemu namun sampai saat ini komunikasi kita lancar dan gak pernah bermasalah. "A" menyatakan niatnya bahwa yang ia inginkan dari hubungan kami ini adalah berakhir pada pernikahan.
Saya bingung karena dia belum kenal saya, belum tahu karakter saya, bahkan belum melihat wajah saya sudah merasa yakin dengan perasaannya untuk menikahi saya.
Karena merasa ragu, akhirnya saya kirimkan foto saya lewat friendster, dan alhamdulillah setelah melihat foto saya dia malah semakin tambah yakin.
Mendengar respon positifnya, saya menjadi yakin dan kami sepakat untuk menjalin hubungan yang serius. Namun saya mengatakan padanya bahwa saya ingin bertemu lebih dulu sebelum saya mengambil keputusan untuk menerima pinangannya.
Selain "A", saat ini saya juga menjalin komunikasi dengan (sebut saja) "B". "B" adalah teman sekolah saya sejak SD sampai SMU. Sebelum mengenal "A", "B" pernah menyatakan perasaannya pada saya dan ingin menjalin hub yang serius dengan saya. "B" akan menunggu hingga kuliah saya selesai kemudian menikahi saya. Bagi saya "B" adalah sahabat baik saya. Ketika "B" menyatakan perasaannya ke saya, saya sempat bilang ke "B" bahwa saya suka "B" tapi untuk memberikan perasaan lebih (sayang dan cinta) kepadanya saya belum bisa dan itu sangat sulit. Mungkin karena hubungan kami sudah sangat dekat dan mungkin juga karena saya terlalu berpegang pada prinsip "bahwa saya sulit untuk bisa jatuh cinta dengan teman sendiri bagi saya teman lebih dari segalanya dan saya lebih tertarik untuk jatuh cinta pada orang asing yang baru saya kenal". Keluarga saya dan keluarga "B" sudah saling kenal. Awalnya ortu lebih mendukung hub saya dengan "B" dengan alasan keluarga sdh sama-sama kenal dan keluarga saya kenal "B" dengan baik. Namun keluarga tidak memaksa saya, semua keputusan tetap ditangan saya. Tapi hati saya lebih condong ke "A" meskipun samapi saat ini kita belum pernah ketemu, mungkin karena selama komunikasi saya merasa nyaman dan saya merasa nyambung selama ngobrol dengan "A".
Saya bingung, bagaimana menjelaskan hubungan saya dengan "A" kepada "B" agar "B" tidak merasa kecewa dan hubungan persahabatan kami tetap terjalin????? karena saya tidak ingin nantinya "B" tahu terlalu lama, saya pikir semakin cepat saya beri tahu maka akan lebih baik sehingga dia tidak menunggu.
Apakah benar pilihan saya ini???? memilih "A" orang yang belum saya kenal dari pada memilih "B" orang yang sudah saya kenal bahkan telah mengenal saya dengan baik.
Terima kasih untuk waktunya dan juga saya mengharapkan respon dari bapak.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Jika pertanyaanmu, manakah yang benar: memilih A ataukah B, maka jawabku: keduanya benar. Menikah dengan orang asing atau pun sahabat dekat itu sama-sama tidak tercela.

Jika pertanyaanmu, manakah jodoh yang lebih baik: orang asing ataukah sahabat dekat, maka jawabku: sahabat dekat lebih baik. Jadi, kusarankan dirimu untuk menjalin persahabatan yang seakrab-akrabnya lebih dulu dengan si A sebelum memutuskan dengan siapakah kau nantinya menikah. Jadi, ketika kelak kau menetapkan pilihan, entah itu si A ataukah si B (ataukah malah sahabatmu lainnya), maka yang kau pilih adalah orang yang telah menjadi sahabat dekatmu, bukan lagi orang asing.

Mengapa berjodoh dengan yang sudah akrab itu lebih baik daripada dengan yang masih asing? Ada banyak buku psikologi yang menerangkannya. Diantaranya, buku karya Ayala Malach Pines, Falling in Love: Buku yang menguak misteri bagaimana dan mengapa kita jatuh cinta (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)

Di sini hendak aku tambahkan alasan dari sudut pandang agama (islam). Menurut sunnah Rasulullah, sebaiknya kita melakukan tanazhur (pengamatan) secermat-cermatnya sebelum memutuskan untuk menikah dengan seseorang. Semakin cermat, semakin baik.

Menurut ilmu komunikasi, pengamatan kita terhadap sahabat dekat itu cenderung lebih cermat daripada terhadap orang yang masih asing. Selain itu, pengamatan melalui interaksi tatapmuka pun jauh lebih cermat daripada pengamatan melalui media semisal internet. (Lihat "Konsultasi: Kenal Lewat Internet, Ingin Tahu Lebih Dalam".)

Demikian tanggapanku. Dengan tanggapanku itu, kurasa tak perlu lagi aku jawab pertanyaan mengenai bagaimana menjelaskan hubunganmu dengan 'A' kepada 'B'. Mudah-mudahan tanggapanku itu sudah cukup memadai untuk membantumu mengambil keputusan terbaik.

Wallaahu a'lam.

Infogue.com

0 komentar:

Posting Komentar